Renungan dokter gigi

Saturday, January 16, 2010

Hari ini gw akhirnya ke dokter gigi untuk mengecek tentang gusi yang sering berdarah ini..huhu..Lumayan jauh juga, di daerah Tebet. Kenapa jauh2? Dulu dokter ini yang ngoperasi wisdom tooth gw,hehe..jadi ya lumayan percaya deh. Bis udah ke beberapa dokter, masalah gusi gw ini kurang teratasi.

Di sana gw dan nyokap gw periksa. Saat bagian gw..ternyata gw ga dibersihin karang giginya. Karena katanya sumber utama gusi gw bengkak dan berdarah bukan dari karang itu. Klo dibersihin dalam keadaan begini ntar sakit, jadi mending diurus dulu itu gusi. Hipotesa sang dokter adalah..gusi depan gw mengalami trauma sikat gigi. bahasa awamnya: salah cara sikat gigi, jadi gusinya begitu.

Alhasil..gw ke dokter gigi ini hanya menerima ceramah dan diajari cara menyikat gigi yang benar. Hauhauhaua..gw bakal coba ikutin cara yang dikasi tau selama 1 bulan ke depan. Kalau ternyata berhasil baru gw share ke kalian,hehe...

Singkat cerita..nyokap bayar ke kasir polikliniknya. Total sekitar 150 ribu, beserta 3 jenis obat. Hmm...merasa ada yg aneh? Periksa 2 orang..nyokap di bor buat bersihin sisa tambalan, sama beli 3 jenis obat buat gw. Kok murah ya? Klo ke dokter gigi yang praktek sendiri, 150ribu paling cuman buat 1 orang. ato di beberapa dokter malah ga dapet? haha..

Waktu pulang, di dalam mobil terjadi perbincangan yang ga ada titik temunya. Bokap bilang kasian dokternya, dikit banget penghasilannya di situ. Sedangkan nyokap lebih menitik beratkan pada baik banget itu dokter. Mungkin gw ga diitung periksa? Dan dia juga memberikan saran2 yang sangat membantu. Tidak seperti dokter2 yang pernah gw datengin. Masak kita mo bersihin karang dia bilang ga usah? Padahal klopun karang gw dikit, kan dia dapet duit dari situ.

Mungkin klo ada kata-kata gw yang menyinggung orang2 kedokteran, mohon maaf, tapi gw hanya ingin sedikit merenung saja. Bukan menjudge klo semua dokter yang baik tu harus begitu.

Kalau gw mengambil kata2 bokap gw..ya emang penghasilan ini dokter dari poliklinik itu dikit sekali. Coba bayangkan..2 orang periksa itu berapa dia dapetnya? 3 jenis obat itu ga mungkin 50 ribu..75 ribu kali? Sisa 75 ribu..harus dipotong pendaftaran dan juga biaya polikliniknya. Trus sisa buat dokternya berapa?

Tapi dari yang gw lihat, wajah dokter itu cerah sekali. Tidak terlihat ia merasa susah atau gimana. Dia terlihat sangat menyenangi profesinya itu! Low profile if i could say about him =)

Ya hal yang ingin gw renungkan adalah..akan menjadi apakah aku nanti? Seseorang yang menjalani hidup tidak sekedar mencari keuntungan untuk diri sendiri / keluarga atau sebaliknya? Dalam hal ini, semua yang gw maksudkan adalah cara yang masih manusiawi, bukan menipu atau mencuri hak orang lain.

Sedikit analogi...
Dokter A dan Dokter B sama-sama menyembuhkan orang dengan penyakit yang sama.
Dokter A memberikan obat seharga 50ribu + biaya pemeriksaan 50ribu = 100ribu
Dokter B memberikan obat seharga 200ribu + biaya pemeriksaan 200ribu = 400ribu

Ok..mengingat teori marketing, ada marketing mix atau 4P( product, place, price, promotion). 4 hal itu pasti sangat berpengaruh terhadap biaya yang kita harus bayar ke dokter-dokter itu.

Ya tapi kembali lagi..jika ternyata untuk melakukan suatu perbuatan baik cukup dengan memberi biaya 100ribu, kenapa kita harus meminta 400 ribu?
Mungkin ada yang menjawab, karena ada pasar yang mau membayar dengan harga tersebut ditambah dengan pelayanan yang jauh lebih nyaman.

Gw sebetulnya tidak terlalu mempermasalahkan soal dokter A dan dokter B tersebut. Karena gw yakin itu adalah memang jalan yang bisa diambil dari para dokter, dan dua-duanya tetap dokter yang baik, yang menyembuhkan pasiennya.

Jadi gw bertanya kembali, anggaplah gw ingin menjadi dokter..mau jadi dokter yang manakah gw? Mari mengingat teori kurva demand. Semakin rendah harga, semakin tinggi demand, dan begitu juga sebaliiknya. Dalam hal ini, in my opinion, demand adalah jumlah orang-orang yang ditolong oleh dokter tersebut.

Karena gw bukan dokter..mari kembali pada dunia nyata. Karena cita-cita gw adalah menjadi seorang pengusaha, akan menjadi pengusaha yang seperti apakah gw? Di dalam hati gw pengen banget menjadi dokter A, menolong banyak orang. Tapi kalau penghasilan gw dikit, apa gw bisa menghidupi keluarga gw dengan kehidupan yang bagus?

Apakah hanya dengan menyuap sebuah perusahaan bisa menjadi sangat besar? Bisakah gw punya perusahaan besar tapi tanpa mengeluarkan uang sepeserpun untuk hal2 seperti itu? Sangat naif kali ya..apalagi di indonesia =.="

Ya sudahlah..dah panjang lebar gw ngomong. Tapi keknya intinya gitu2 aja ^^ Terima kasih buat yang udah baca sampe bawah sini,hehe..moga2 meberikan sedikit pemikiran yang berarti =)

4 comments:

Helen Natalia January 16, 2010 at 10:26 PM  

nice share..^^
kalo ak, ak bakal jd dokter B, hehe..tapi dengan keuntungan besar gt, bakal bisa biayain hidup n keluarga, di samping itu bisa buat beramal ke orang-orang yang bener2 butuh, kalo biaya dokter murah kan, blm tentu semua org itu butuh diskon tersebut. =p

Baskara Aji January 16, 2010 at 10:32 PM  

Hehe..betul juga sih..Tapi biasa klo orang udah banyak duit, suka lupa daratan dan ga mikirin orang lain lagi,hueheuheu ^^
Jadi nampaknya pilihan yg manapun emang sama aja y? Tergantung pribadi masing2 lagi..

Anonymous,  January 23, 2010 at 5:59 PM  

Wow, sangat ilmiah, ya ulasannya.
Btw, harga obatnya kan bisa aja murah banget.
Siapa tahu sebutir Rp 1000 doang.

Anonymous,  January 24, 2010 at 1:50 PM  

Hi.. boleh tanya letak kliniknya dmana?
Lg cari2 info2 ttg dokter gigi yg bgs & trjangkau nih. Surprise jg di Tebet bs ada yg ga trlalu mahal.

Thanks b4 yaa..

Post a Comment

Give me what your thoughts about my post =)

About Innovation

in.no.va.tion \ˌi-nə-ˈvā-shən\ 1 the process of making changes 2 a new method, custom, device, etc - Webster's New World Dictionary

InnovateCounter

Innovarchive

  © Blogger template The Professional Template II by Ourblogtemplates.com 2009

Back to TOP